Gubug Makan Mang Engking Tampak Depan |
Minggu lalu dalam rangka merayakan ulang tahun adik saya, kami mencoba mengunjungi Gubug Makan Mang Engking yang bertempat di Kopo Square, Bandung Selatan. Faktor utamanya yaitu berhubung kebanyakan jalan pasti macet (hari Sabtu toh), jadi cari tempat makan yang enggak jauh dari rumah. Gubug Makan Mang Engking memang memiliki beberapa cabang yang tidak hanya bertempat di Kota Bandung saja, dan namanya pun sudah cukup familiar di telinga para penikmat kuliner.
Restoran ini bisa dibilang khas Sunda, kecuali dalam satu hal yakni ketiadaannya teh pahit gratis yang biasanya langsung dihidangkan di restoran-restoran khas Sunda pada umumnya (dan biasanya gratis refill juga hehehe).
Dari segi tempat, rumah makan ini terbilang cukup nyaman dan menarik. Terdapat saung-saung terpisah untuk makan secara "lesehan" dengan kolam ikan di bawahnya. Pemandangan yang bisa dinikmati cukup untuk merelaksasikan mata setelah kejenuhan rutinitas sepanjang minggu. Terdapat juga beberapa spot yang menarik untuk berfoto (terutama bagi yang narsisnya luarbiasa seperti saya) seperti jembatan yang digunakan untuk menyeberang ke saung, dan sebagainya. Sayang sekali di postingan pertama ini saya tidak melampirkan foto saya yang mempesona (abaikan).
Saung-saung Lesehan |
Setelah cukup terpesona sejenak dengan pemandangan sekitar, akhirnya saya memutuskan untuk memesan makanan karena mbak waiter telah menunggu. Saya menanyakan menu andalan dari restoran khas Sunda ini, dan simbak memberitahu bahwa menu andalannya ialah udang bakar madu. Setelah menimbang-nimbang beberapa saat, kami memutuskan untuk memilih dua porsi menu udang yakni udang bakar madu dan udang asam manis. Kami juga memesan nasi putih, teh tawar (karena tidak gratis), tumis kangkung terasi, karedok, dan seporsi lalapan. Perlu diinformasikan bahwa lalapannya juga enggak gratis, padahal sebuah rumah makan khas Sunda lainnya menyediakan lalapan gratis sepuasnya. Dengan kata lain ketika anda menderita kanker alias kantong kering mungkin bisa pesan nasi putih kemudian makan dengan lauk daun sampeu, leunca, dan bonteng alias timun sampai kenyang (oiya sambalnya juga enak dan GRATIS disana) terus minum teh pahit (kenyang sih pasti, kalo bisa menahan malunya hehehe).
Oke sebelum membahas terlalu jauh (atau sudah terlanjur) mengenai yang gratis-gratis, kita akan kembali ke topik. Singkat cerita, pesanan kami pun dihidangkan dan langsung bikin saya ngiler sesaat setelah mencium aromanya. Berikut ini foto hidangan yang saya harap sukses untuk membuat anda juga jadi ngiler.
Udang Bakar Madu |
Udang Asam Manis |
Setelah mengambil foto ini, kami langsung mencuci tangan, membaca doa makan, dan menyantap semua hidangan dengan lahap. Kemudian seluruh hidangan tersebut ludes hanya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Gimana rasanya? Enak. Bumbunya kerasa banget (meskipun untuk udang asam manis bumbunya terlalu kerasa alias keasinan, entahlah mungkin sang koki lagi kangen seseorang). Udang bakar madunya recommended banget deh kalo menurut saya. Tumis kangkung terasinya juga enak, sementara udang asam manisnya enak asal bumbunya jangan digadoin karena asin banget. Selain itu, rasa sambalnya pedas dan rasa teh pahitnya pahit. Rasa nasi putihnya mirip sekali dengan beras yang dimasak. Piringnya keras jadi tidak kami makan. Overall, recommended buat pecinta kuliner sekalian...
Terimakasih untuk para pembaca, nantikanlah postingan-postingan selanjutnya. Salam Kenyang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar